Jika orang tua tidak mendidik anak, maka yang akan mendidik anak adalah Smartphone, jaman memang sudah berubah, hubungan batin antara anak dan Smartphone sudah terjalin saat berada dalam kandungan, jika ingin membaca ayat AL-Qur'an untuk anak yang digunakan adalah smartphone.
Mendengarkan lagu klasik anak di saat dalam kandungan menggunakan smartphone, bahkan kegiatan sehari-hari sebagian besar dihabiskan dengan smartphone, bahkan tanpa disadari ikatan antara anak dengan gadget sangat kuat, hingga melebihi ikatan batin antara anak dan orang tua.
Suka tidak suka, mau tidak mau tanpa disadari hal itu sudah terjadi dan sedang terjadi, seperti contoh berita yang dimuat banyak media online seorang anak laki-laki tega menghabisi Ayahnya karena alasan tidak diberikan uang untuk membeli paket data untuk bermain games online.
Ada lagi seorang anak bunuh diri hanya karena tidak diberi uang untuk membeli paket data, di tempat lain ada anak yang tega membakar orang tua karena tidak segera dibelikan HP. Tidak hanya anak orang tua pun mulai banyak yang putus asa melihat perilaku anaknya yang mulai tidak terkendali.
Beberapa kasus kriminal Ibu tega membuh anaknya karena kecanduan HP. Pernah kah kita melakukan koreksi diri atas apa yang sudah kita lakukan selama ini, apakah kita sudah benar-benar mendidik anak kita atau hanya mempercayakan sekolah formal untuk mendidiknya.
Perlu diingat pendidikan formal menurut para ahli hanya memberikan kontribusi sekitar 30%-50% dalam hal pendidikan, sisanya sekitar 50%-70% tugas orang tua untuk mendidik anaknya, selain bekerja sebagai orang tua kita memiliki kewajiban untuk terus memberikan pendidikan kepada anak, jika tidak memiliki banyak waktu kita bisa menggunakan jasa orang untuk melakukan hal tersebut.
Kembali pada pembahasan kita awal, sejak dalam kandungan seoarang anak akan lebih mengenal HP secara emosional karena semua fungsi orang tua diwakilkan ke smartphone, hampir disegala hal, setelah lahir pun tugas orang tua tetap diwakilkan oleh HP, salah satunya adalah tugas mengasuh anak.
Salah satu cara yang paling mudah dilakukan adalah dengan memberikan tontonan yang katanya mendidik di internet mulai dari Video Youtube hingga video-video dari media sosial, tanpa disadari kebiasaan seperti berlangsung hingga anak kita tumbuh semakin besar.
Jika di awal-awal usianya ia selalu di dampingi, namun seiring berjalan waktu anak-anak ini akan terbiasa melakukan aktivitas menonton smartphone setiap hari, mulai dari bangun tidur hingga si anak tidur lagi, kegiatan bermain hp akan berkahir jika dua hal terjadi pertama hp drop, atau anak sedang tidur.
Usia 1-4 tahun adalah masa dimana aktivitas sekolah belum dilakukan dan kegiatan yang dilakukan adalah bermain smartphone, seolah sudah menjadi kebiasaan dan orang tua tidak mempermasalahkan, bahkan jika tidak bermain hp anak akan histeris menangis meminta hp, tanpa peduli alasan apapun.
Hingga anak mulai masuk bangku sekolah kita sudah mulai susah untuk mengawasi, kontes seperti live streaming games, video bermain games, sangat mudah diakses melalui youtube, facebook dan beberapa aplikasi sejenis, yang rata-rata isinya berupa games dewasa dimana anak tidak seharusnya menonton karena mengandung unsur kekerasan, porno grafi, bahkan kata kata yang kasar.
Orang tua tidak akan memiliki kontrol penuh terhadap anak karena semakin tumbuh, tidak hanya itu wawasan dan pengetahuan anak akan semakin bertambah cerdas, bahkan kecerdasan yang dimiliki digunakan untuk mengelabui orang tua, supaya konten yang tidak pantas dapat diakses tanpa diketahui orang tua.
Jika anak tumbuh menjadi seseorang yang dewasa dan melakukan tindak kejahatan kepada orang tua, disebabkan faktor dari Smartphone mereka, seperti contoh diatas yang sudah diberikan, siapa yang disalahkan, pertanyaannya apakah kita sudah mendidik anak kita dengan benar ?
Jawabnya tidak, yang mendidik anak kita mulai dari lahir hingga ia dewasa adalah konten-konten yang ada di dalam smartphone, karena kita sudah mempercayakan anak kita dan mewakilkan tugas kita sebagai orang tua kepada sistem perangkat mobile yang disebut dengan smartphone.
Akibat keputus asaan orang tua terhadap anak yang terjadi seperti kasus pemberitaan, orang tua tega membuhun anak karena kecanduan, siapa yang membuat anak kecanduan hp ? kita sebagai orang tua tanpa sadar sudah memberikan kehancuran pada pendidikan anak.
Apakah kita pernah mendampingi anak pada saat menonton konten yang ada di smartphone, tentu ya, tapi seberapa besar, 1%, 5%, 30%, 50%, 100% atau bahkan tidak pernah sama sekali. Kehidupan memang telah berubah, hanya saja dalam hal mendidik anak tidak akan berubah, tugas teknologi adalah membantu kita agar memudahkan sesuatu.
Tugas orang tua tidak akan pernah bisa diwakilkan oleh siapapun, termasuk teknologi, bahkan beby sister pun memiliki peran yang sama bukan menggantikan tetapi membantu, bagaimana kita mendidik anak itu akan menjadi sebuah catatan yang akan dia lakukan nanti ketika anak kita sudah memiliki anak.
Dan terus berlangsung seperti itu, bayangkan jika kita melakukan pendidikan yang salah, artinya kita akan menghancurkan beberapa generasi keturunan kita sendiri dan menjadi dosa jariah meski kita sudah meninggal.
Ini adalah renungan bagi orang tua, sebagai orang tua kita tidak hanya memiliki kewajiban bekerja, hingga melupakan tugas untuk mendidik anak, hal kecil yang mungkin sedang terjadi dalam hidup kita, cobalah ajak anak untuk bermain bersama, jika terpaksa bermain hp, cobalah untuk menonton apa yang mereka tonton sehingga kita tau apakah buruk atau baik.
Teknologi seperti smartphone bukan sebuah hal yang harus di jauhi tetapi dimanfaatkan dengan baik sesuai fungsi dan kegunaanya, kerena jika benar dalam menggunakan teknologi ada banyak keuntungan yang kita bisa dapatkan.
Jika Orang Tua Tidak Memiliki Waktu Untuk mendidika anak, maka yang akan mendidiknya adalah Smartphone, apa yang mereka lihat sudah pasti akan menjadi pribadi mereka di masa yang akan datang. Jika benar sudah pasti enak, tetapi jika semua yang mereka lihat adalah hal negatif maka hancurlah generasi kita, keluarga, ikatan, bahkan hubungan antara anak dan orang tua, sikap seperti itu akan terus diwariskan turun temurun. Semoga hal itu tidak terjadi pada kehidupan kita amin.
Smartphone akan menjadi racun untuk anak, dan dapat menjadi vitamin untuk tumbuh kembang mereka tergantung peran orang tua, jika tidak ada waktu untuk mengawasi anak dan mendidik mereka sama saja smartphone yang digunakan tanpa ada peran orang tua akan menjadi racun, namun jika sebaliknya maka akan menjadi vitamin bagi tumbuh kembangnya, belajar lebih mudah, anak lebih cerdas.
Smartphone akan menjadi racun untuk anak, dan dapat menjadi vitamin untuk tumbuh kembang mereka tergantung peran orang tua, jika tidak ada waktu untuk mengawasi anak dan mendidik mereka sama saja smartphone yang digunakan tanpa ada peran orang tua akan menjadi racun, namun jika sebaliknya maka akan menjadi vitamin bagi tumbuh kembangnya, belajar lebih mudah, anak lebih cerdas.