Nasib Lulusan PPG Calon Guru Tidak Jelas Banyak Nganggur ? Benarkah Cek Faktanya Disini 2025/2026


Nasib Lulusan PPG Calon Guru Tidak Jelas Banyak Nganggur  ? Benarkah Cek Faktanya Disini 2025/2026 - Saya lulusan PPG Calon Guru, sampai saat ini masih menganggur dan tidak ada kejelasan nasib setelah lulus, bahkan banyak yang sudah meninggalkan pekerjaan untuk mengikuti PPG, ada kabar setelah lulus akan langsung ditempatkan dan menjadi ASN PPPK, kenyataannya ternyata lulusan hanya mengisi formasi P4.
 
Banyak yang beranggapan sia-sia saja setelah satu tahun kuliah profesi guru, tetapi setelah lulus masih nganggur. Bahkan ada sindiran kenapa harus kuliah lagi kalau pada akhirnya tetap mengganggur. Banyak waktu dan tenaga yang sudah dikorbanka tetapi tetap nasib lulusan tidak jelas. Proses perkuliahan penuh dengan rintangan yang tidak mudah.
 
Drama lelah dan keluar masuk rumah sakit menjadi biasa bagi lulusan PPG, mengerjakan 35-40 tugas dalam seminggu sudah biasa dilakukan namun setelah lulus tidak jelas kemana arahnya. Belum lagi kuliah gratis hanya untuk biaya semesteran saja ternyata selain dari itu biaya yang dikeluarkan dari kantong.

Mulai dari ID Card, Baju lapangan bagi program studi seperti PJOK, perlengkapan lain serta persiapan PPL semua harus dari kantong pribadi dan jumlahnya tidak sedikit, Meski lulusan PPG masih banyak yang nganggur tetapi pemerintah terus menambah kuota dan melakukan rekrutmen PPG 2 kali dalam setahun.

Jika dilihat lulusan PPG menumpuk dan belum semuanya lulus PPPK, jika wacana awal lulusan PPG harus mengabdi terlebih dahulu tetapi sampai pada angkatan kami itu tidak terjadi lagi, apabila pada tahun pertama tidak lulus dalam rekrutmen PPPK maka dipastikan akan menganggur dirumah saja.

Disisi lain mau mengajar di swasta ada perjanjian yang mengikat setelah lulus yang sudah di tanda tangani oleh mahasiswa lulusan seperti Fakta Integritas yang mengharuskan siap ditempatkan sebagai ASN PPPK setelah lulus. Belum lagi drama ada yang mengatakan lulusan tidak bisa ikut seleksi CPNS jelas adanya karena memang sejak awal disipakan untuk ASN PPPK.

Sebagai mahasiswa yang akan lulus tahun ini tentu kami merasa kwatir karena angkatan pertama saja tidak lulus belum ditambah dengan setiap angkatan berjumlah 12 ribu - 22 ribu seluruh Indonesia membuat tambah kwatir jangan-jangan nanti angkatan kami bernasib sama, setiap tahun selalu ada masalah serupa.

Mengapa lulusan setelah lulus banyak menganggur padahal pemerintah sudah mempersiapkan formasi khusus yang dapat diisi. Sementara penjelasan dari youtube tidak menjawab keresahan hati lulusan PPG sampai pada admin mengikuti PPL 1 di salah satu SMP Negeri yang ada di Kota Palembang bertemu dengan angkatan sebelumnya yang sudah berstatus sebagai PPPK.
 


Beliau merupakan lulusan Bahasa Inggris yang PPG ke PGSD karena tidak ada bukaan program studi jadi ikut ke PGSD akhirnya menumpuk pada satu program studi, hampir semua jurusan dapat linier ke PGSD akhirnya peserta program studi ini menumpuk. Kami banyak bertanya apakah banyak lulusan sebelumnya yang belum lulus PPPK ? 

Dengan santai belum menjelaskan bahwa sangat banyak, kami terus menggali mengapa hal itu bisa terjadi padahal seharusnya Program ini mendapatkan keistimewaan berupa afirmasi nilai Teknis 450 poin seharusnya dapat lulus lebih mudah jika dibandingkan dengan pelamar PPPK umum.

Alasan yang kami dapatkan ternyata sangat mengejutkan ternyata beberapa penyebab pelamar lulusan Tidak Lulus PPPK sebagai berikut :
  1. Linieritas program studi menjadi masalah tersendiri karena banyak yang bukan jurusannya mengambil bidang studi tersebut seperti PGSD hampir semua program studi yang tidak membuka bisa linier ke PGSD, sebut saja seperti Bahasa, IPA, IPS bisa masuk kedalam satu program studi yang sama.
  2. Bersaing antar lulusan PPG karena jumlahnya banyak.
  3. Tidak mengambil rekomendasi penempatan dan memaksakan diri untuk seleksi di kota atau daerah yang dekat dengan tempat tinggal.
  4. Banyak formasi yang kosong karena mahasiswa PPG tidak mau mengambil tes PPPK di daerah terpencil.
  5. Skema PPPK adalah kontrak setelah lulus tidak bisa pindah sekolah jika pindah kontrak dianggap selesai banyak pelamar lulusan PPG tidak mau ambil formasi tersebut karena alasan sekali lulus tidak bisa pindah selamanya.
  6. Masih banyak yang berharap ikut CPNS meski tidak bukaan tetap menunggu seleksi CPNS padahal sudah ada PPPK bagi lulusan PPG.
  7. Orang tua dan keluarga tidak setuju jika harus ikut di daerah pelosok.
  8. Seperti contoh di provinsi Sumatera Selatan, kabupaten seperti Banyu Asin, OKU, OKI, Muratara masih tidak terisi sejumlah 400 formasi dan akan dibuka lagi ditahun berikutnya tetapi tetap kosong, sementara ribuan pelamar menumpuk melamar di kota-kota besar seperti Palembang yang hanya menyediakan kuota 90-200 formasi dengan jumlah pelamar ribuan otomatis akan banyak tidak lulus jika memaksa.
  9. Lulusan PPG yang menumpuk pada satu program studi.
Padahal pemerintah pusat maupun daerah sudah berkordinasi agar lulusan dapat terdistribusi dengan baik sebanyak 100% jika sesuai dengan maping yang dilakukan secara merata. Lantas bagaimana cara lulusan agar tidak mengganggur setelah lulus.
  1. Lulusan PPG akan dapat tergabung dalam komunitas dan diberikan website khusus untuk formasi P4 jika ingin lulus mengisi formasi sesuai rekomendasi afirmasi nilai seperti mengambil di daerah yang masih sepi pelamar.
  2. Tidak menumpuk pada satu daerah saja.
  3. Harus komunikasi terutama sesama angkatan PPG Calon Guru
  4. Melakukan Maping yang tepat tidak memaksa untuk melamar di Kota besar saja.
  5. Tidak ada penempatan otomatis kita pelamar dari lulusan PPG harus melamar mandiri dan bertempur dalam seleksi PPPK.
  6. Harapan penempatan otomatis buang jauh-jauh karena seleksi dan persaingan akan terbuka secara umum, harus tetap belajar agar bisa lulus karena sertifikat PPG hanya memberikan nilai 450 untuk nilai Teknis saja.
  7. Bersaing dengan sesama lulusan PPG.
Banyak yang beranggapan bahwa lulusan PPG akan kalah saing dengan mereka dari honorer yang sudah lama mengabdi di sekolah negeri, secara jangka pendek memang benar, tetapi kedepan tidak akan ada lagi honorer negeri yang bisa ikut PPPK karena sudah ditutup dan formasi PPPK hanya akan diisi oleh lulusan PPG jika semua masalah pengangkatan honorer sudah selesai.
 
Sementara untuk pelamar umum maupun dari sekolah swasta bukan ancaman berat bagi lulusan PPG. Jadi kami sejak awal ikut PPG sudah mulai melakukan pemetaan daerah mana saja yang akan dijadikan tujuan seleksi nantinya setelah lulus tidak lupa untuk mengkomunikasikan kepada teman satu angkatan kemana saja mereka akan mengikuti seleksi PPPK setelah lulus minimal tidak bersaing dengan sesama angkatan PPG.
 
  1. Kami sendiri beruntung karena berada di Program Studi PJOK, yang linieritasnya sedikit jika dibandingkan PGSD.
  2. Kebutuhan Guru PJOK juga sangat banyak sementara lulusan PPG sedikit.
  3. Bahkan angkatan sebelumnya sudah hampir 100% lulus ASN PPPK.
  4. Jangan takut untuk tinggal di daerah.
  5. Jangan Memaksa untuk tetap seleksi dekat dengan tempat tinggal
  6. Melakukan maping.
  7. Melamar PPPK yang banyak buka formasi.
  8. Jika ingin lulus PPPK langsung ambil daerah plosok.
  9. Jangan lupa untuk tetap belajar dari pengalaman kakak tingkat sebelumnya dan jangan sampai terulang lagi di angkatan saat ini.
  10. Berprinsip sertifikat PPG hanya bonus nilai tambahan untuk lulus PPPK dan sisanya masih harus berjuang keras seperti belajar diluar dari nilai teknis.
  11. Setelah pemerintah pusat memutuskan untuk berhenti menerima honorer maka dipastikan lulusan PPG terbuka untuk lulus PPPK.
     

Berdasarkan penelusuran kami dilapangan mayoritas lulusan PPG yang tidak lulus PPPK tersebut memaksakan diri untuk tetap melamar di daerah sesuai domisili tenpa melihat peluang terlebih lulusan PPG memiliki kemampuan diatas rata-rata meras percaya diri bisa lulus PPPK di Kota sementara kuota daerah kosong. 

Jika dibutuhkan bisa memilih formasi diluar provinsi, selain itu ternyata persaingan terjadi sesama lulusan PPG saat seleksi PPPK. Keuntungan lain lulusan dapat memantau formasi khusus P4 yang akan dibuka dan hanya bisa diakses oleh lulusan PPG saja. Jadi Ngangur atau tidak setelah lulus, kembali lagi kepada individunya kebanyakan mereka tidak mau ditempatkan di daerah karena alasan PPPK tidak bisa pindah sekolah, namun beda cerita kalau CPNS siap ditempatkan di daerah karena setelah 10 tahun bisa pindah.

Saya pribadi merasa sangat senang meningkuti PPG karena sudah mendapatkan modal tambahan nilai afirmasi untuk lebih memudahkan dalam tes PPPK yang tidak didapat oleh pelamar umum maupun honorer dari sekolah swasta bagi saya itu sudah sangat membantu jika ingin mengambil di daerah. Lulusan PPG tidak bisa individu harus tetap berkomunikasi dalam komunitas agar maping bisa dilakukan dengan baik minimal tidak bersaing sesama angkatan, untuk Program Studi PJOK/Penjas cukup kompak dan hampir 100% sudah diterima ASN PPPK.

Bagi yang masih ragu untuk ikut PPG, jangan ragu karena sertifikat pendidik bagi guru adalah 50% karir mereka ada disana, seandainya lulus CPNS atau PPPK dahulu tetap harus mengikuti sertifikasi pada akhirnya, lebih baik dari awal sudah memiliki sertifikasi.

Selain itu tidak hanya ke sekolah Negeri melalui skema PPPK saja, jika sudah memiliki sertifikat profesi juga bisa digunakan untuk mengajar di sekolah swasta. Intinya PPG sangat berguna untuk karir seorang guru. Semoga informasi yang admin berikan bisa bermanfaat. Cepat atau lambat lulusan PPG akan menjadi ASN PPPK. 

Tinggal keputusan ada ditangan yang bersangkutan apabila mau langsung lulus ditahun pertama ikuti cara-cara yang sudah diberikan, namun apabila tetap ngotot mau ASN PPPK dekat dengan orang tua atau keluarga harus sabar menunggu sampai bukaan berikutnya, itupun jika suplay mahasiswa lulusan PPG berkurang jika tidak maka akan lebih lama lagi menunggu.

Admin sendiri tidak akan menunggu lama dimanapun nantinya bertugas dan lulus ASN PPPK meski di pelosok akan diambil karena sudah menjadi pilihan hidup tidak mau lama menganggur. Kita sudah bersyukur kuliah dibayar pemerintah gratis tanpa mengeluarkan uang. Sisanya kita akan berjuang sendiri.